Laman

Jumat, Maret 26, 2010

Siapakah gerangan Abdul Malik itu?

Siapakah gerangan Abdul Malik itu? Orang-orang berkata tentang beliau ini : "Sesungguhnya dialah yang memberikan motivasi kepada ayahnya hingga menjadi seorang ahli ibadah dan dia pula yang membimbing ayahnya menempuh jalan zuhud." Maka marilah kita menelusuri kisah pemuda yang shalih ini dari awalnya.




Umar bin Abdul Aziz memiliki 15 anak, tiga di antaranya adalah wanita. Mereka seluruhnya memiliki prestasi dalam hal takwa dan tingkat keshalihannya. Akan tetapi Abdul Malik bagaikan inti kalung di antara saudara-saudaranya, atau seperti bintang di tengah-tengah mereka. Beliau adalah seorang yang sopan, mahir dan cerdas, umurnya masih muda namun akalnya begitu dewasa.



Beliau tumbuh dalam ketaatan kepada Allah sejak memasuki usia remaja. Beliau adalah orang yang paling mirip dengan Abdullah bin Umar di antara seluruh keturunan Al-Khathab. Khususnya dalam hal ketakwaan, rasa takutnya bermaksiat dan taqarrubnya kepada Allah dengan ketaatan.



Putra paman beliau yang bernama 'Ashim bercerita :



"Aku tiba di Damaskus dan menginap di rumah putra pamanku Abdul Malik yang ketika itu masih bujang. Kami shalat Isyak dan setelah itu masing-masing masuk ke kamar tidurnya. Lalu Abdul Malik mendekati lampu dan memadamkannya. Kamipun telah merasa kantuk. Ketika itu aku bangun di tengah malam dan ternyata Abdul Malik tengah berdiri shalat dalam kegelapan, sedangkan ia membaca firman Allah :



"Maka bagaimana pendapatmu jika Kami berikan kepada mereka kenikmatan hidup bertahun-tahun. Kemudian datang kepada mereka adzab yang telah diancamkan kepada mereka, niscaya tidak berguna bagi mereka apa yang mereka selalu menikmatinya." (QS. Asy-Syu'ara': 205-207)



Kudengar dia mengulang-ulang ayat tersebut sembari menahan tangisnya dan akhirnya keluar pula air matanya yang tak mampu dia tahan. Setiap kali sampai di ayat tersebut dia mengulanginya sampai-sampai aku bekata dalam hati : "Tangisan itu bisa menyebabkan kematiannya." Maka tatkala aku melihatnya aku mengatakan : "Laa ilaha illallah wal hamdulillah" seperti yang biasa diucapkan orang tatkala terjaga dari tidurnya, dengan harapan agar ia menghentikan tangisnya begitu mendengar ada orang yang bangun. Tatkala dia mendengarku maka iapun diam dan aku tidak mendengar lagi isak tangisnya.



Dinukil dari buku TABI'IN.....Dr Abdurrahman Ra'Fat Basya

Penerbit At-Tibyan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar