Laman

Kamis, Agustus 27, 2009

Bersemilah Ramadhan

Bersemilah Ramadhan.....


Wahai Engkau yang tidak cukup melakukan dosa

pada (bulan) Rajab ...


Lalu Engkau sambung kembali pada bulan Sya'ban...

Telah datang bulan puasa kepadamu setelah keduanya ...

Janganlah engkau jadikan lagi bulan itu bulan dosa ...


Bacalah Al-Qur'an dan bersugguhlah dalam bertasbih ...


Karena bulan itu bulan Al-Qur'an dan tasbih ...


Berapa banyak yang engkau kenal mereka yang berpuasa ...


Dari keluarga, tetangga dan saudara ...


Mereka telah dimusnahkan oleh kematian, menyisakan dirimu ...


Alangkah dekatnya yang sekarang dengan yang terdahulu .....



Ustaz Armen Halim Naro Rahimullah
Lungsuri www.kajian.net



Rabu, Agustus 26, 2009

Buhul Cinta

Cinta adalah air kehidupan bahkan ia
adalah rahasia kehidupan...

Cinta adalah kelezatan ruh bahkan ia
adalah ruh kehidupan...

Dengan cinta menjadi terang semua kegelapan...

Dengan cinta akan cerah alam kemanusiaan...

Dengan cinta akan bersemi perasaan...dan dengan cinta akan jernih
segala pikiran...

Karena cinta, semua kesalahan akan dimaafkan...Karena cinta, semua kelalaian
akan diampunkan...

Karena cinta, akan dibesarkan arti kebaikan...

Tidakkah Anda melihat rusa betina mendekatkan diri
kepada pejantannya?!

Tidakkah tanah yang tandus merindukan curahan hujan?!

Tidakkah Anda melihat alam gembira menyambut kedatangan musim semi?!

Itu semua atas nama cinta...Ya atas nama cinta!

Sekiranya lautan mempunyai pantai dan sekiranya sungai
mempunyai muara...

Dan sekiranya jalan punya tapal batasnya...

Maka lautan cinta tidak berpantai dan sungai cinta tidak bermuara...
serta jalan cinta tidak terbatas...

Ustaz Armen Halim Naro Rahimullah.
Lungsuri kajian: www.kajian.net

Selasa, Agustus 11, 2009

Wahai Anakku, Kami Menginginkan Pahala Itu....



Kategori Ibu dan Anak, Ilmu, Keluarga by Ummu Raihanah http://www.jilbab.or.id/


Ya Bunayya,..engkau buah hati kami. Padamu tergantung masa depan kami. Dunia kami dan akhirat kami. Hilang letih dan lelah kami ketika melihat engkau beranjak dewasa tumbuh dengan akhlak mulia. Wahai anakku,… engkau hidup di penghujung zaman yang semakin banyak kerusakan dan fitnah yang menyambar setiap detik nafasmu. Jikalah tidak engkau bergantung pada Zat Yang Maha Kuat dan Kuasa pada siapa lagi engkau kan berlari.

Kami tidak perduli melihat para orang tua yang sibuk memilih dunia untuk belahan jiwa mereka. Yang berkorban dengan apa saja agar anak-anaknya berhasil meraih pangkat dan kedudukan di hati manusia. Yang bila mana kami lupa memanggil anaknya dengan nama biasa, maka mereka akan segera tergesa-gesa meralat,.. maaf anak kami adalah seorang dokter panggillah nama depannya dengan jabatannya.

Duhai penyejuk hati yang gundah,… kami menginginkan dunia hanya sebagai bekal untukmu menuju akhirat yang abadi. Karena itu kami tidak kecewa bila mendapati nilai C pada matematikamu atau fisikamu. Tetapi sungguh kami akan menangis dan berduka bila engkau lalai pada perintah Rabbmu.

Duhai penyejuk mata,…. di hari yang semakin mendekati kepunahan. Tak lelah kami mendidikmu dengan Al-Qur’an. Betapa engkau sangat kami inginkan menjadi penghafal dan pengamal Al Qur’an. Siang malam kami bersabar dan tak kecewa membetulkan bacaanmu yang yang tertatih-tatih dan terlupa dari satu ayat Al-Qur’an.

Demikian pula doa senantiasa kami panjatkan untuk kalian agar Allah memberi kemudahan.

Untukmu bunayya,… bersabarlah di hari yang sulit ini. Sungguh engkau akan menikmati jerih payahmu

ketika dewasa nanti.Janganlah engkau lupakan kami dalam doamu .Semoga Allah di kemudian hari, memberi kelapangan pada kubur kami yang sempit nanti.

Ya bunayya,…. engkau pasti kan bertanya, mengapa orang tua kami melakukan hal ini untuk kami? Jawabnya,… karena ia adalah suatu kebiasaan yang telah di wariskan oleh para pendahulu kita(salafus shalih).

Begitu pula telah kami dapati dalam ucapan Nabimu yang mulia shalallahu alaihi wassalam diriwayatkan dari Buraidah bin Hushaib radhiyallahu anhu ia berkata: “Pernah ketika aku sedang berada di sisi Rasulullah shalallahu alaihi wassalam maka aku pernah mendengar beliau bersabda,

“Al-Qur’an itu akan menemui ahlinya pada hari kiamat ketika kubur telah terbelah seperti seorang laki-laki yang berwajah putih berseri. Ia berkata pada laki-laki tadi,”Apakah kamu mengenaliku?” dia menjawab,”Aku tidak mengenalimu” Ia berkata,”Aku adalah temanmu, Al-Qur’an yang dulu selalu membuat kering tenggorokanmu di siang hari dan begadang di malam hari. Dan setiap pedagang tentulah mengharapkan keuntungan dari barang dagangannya, dan kamu pada hari ini mendapatkan keuntungan dari usahamu.”Kemudian di berikan untuknya kerajaan di tangan kanannya dan keabadian (surga) ditangan kirinya, di letakkan mahkota kebesaran di kepalanya, dan dikenakan bagi kedua orangtuanya dua pakaian (teramat indah) yang belum pernah dikenakan oleh penduduk bumi. Keduanya berkata: ”Dengan amalan apa kami bisa memperoleh pakaian seperti ini?” Dikatakan: “Dengan (kesabaran)mu dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada anak-anakmu” Kemudian diperintahkan kepadanya, Bacalah (Al-Qur’an) dan naikilah tangga-tangga surga dan masuklah ke kamar-kamarnya” Maka dia terus naik (derajatnya) selama dia membacanya dengan cepat atau dengan cara tartil (perlahan-lahan)” (HR. Ahmad)1

Dan juga dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang marfu’ (sampai) kepada Nabi shalallahu alaihi wassalam beliau bersabda,

“…. dan dikenakan kepada kedua orangtuanya dua pakaian indah yang tidak bisa dinilai dengan dunia dan seisinya. Keduanya berkata, “Ya Rabb, Bagaimana kami bisa mendapatkan balasan seperti ini !! dikatakan :”Dengan mendidik Al-Qur’an kepada anak-anakmu” (HR. Ath-Thabrani).2

Wahai bunayya,.. betapa kami menginginkan pahala itu. Kami-pun menyadari tidaklah mudah untuk mendapatkannya. Karena memang segala sesuatu harus diraih dengan kerja keras yang gigih dan kesabaran yang tak bertepi. Lelah dan letih kami akan di hargai-Nya karena Allah Yang Maha Mulia telah berfirman:

“Dan bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya (39) dan bahwasanya usahanya itu kelak akan di perlihatkan kepadanya (40) Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna” (41). (An-Najm :39-41).

Sungguh kami yakin wahai bunayya,… jika sekiranya para orangtua mengetahui keutamaan dan kedudukan yang tinggi di sisi-Nya karena mengajarkan Al-Qur’an pada buah hati mereka, niscaya mereka akan berlomba-lomba untuk mengajarkan anak-anaknya Al-Qur’an, membimbing mereka untuk selalu membaca, menghayati maknanya dan mengamalkannya dalam kehidupan yang fana ini.

Sumber bacaan :

Tafsir Ibnu katsir jilid 9 , Pustaka Imam ASy-Syafi’i, Jakarta, 2008.

Keagungan Al-Qur’an Al-karim, Syaikh Mahmud Al Dosari, Maktabah Darus salam, Riyadh, 2006.

Murajaah oleh : Ustadz Eko Hariyanto Lc(Abu Ziyad)

Hadits riwayat Ahmad dalam kitab Al-Musnad,

5/238 [↩]

Hadits riwayat Ath-Thabrani dalam kitab Al Ausath, 6/51, hadits no.5764. Syaikh Al-Bani menyebutkan hadits ini dalam kitab Silsilah Hadits Shahih, 6/792, hadits no.2829. [↩]

_________________________________________________________________________________
2009....

Ya bunayya......
Muhammad Mundzir Bin Zakir
Belajarlah dia bertemankan Al-Qur'an dan Qalam Allah
Belajarlah dia berjemaah di masjid bersama teman dan ustaz
Belajarlah dia berbicara dalam bahasa Indonesia dan Arab
Belajarlah dia bermain yang baik dengan teman-temanya
Belajarlah dia berteman kan kasur dan teman-teman di waktu malam
Belajarlah dia beristirehat dan merawat dirinya sendiri waktu sakit
Belajarlah dia berbagai-bagai makanan pondok yang asing untuk nya

Sesungguhnya mendengar suaranya yang ceria serta cerita-cerita yang lucu membuat hati yang rindu terhibur....

Sesungguhnya seusia tujuh tahun dengan kemahuan sendiri dan mandiri yang tinggi.....belajarlah dia di pondok....Pondok Pesantren Imam Bukhari Solo.....

Alhamdulillah Irfan putra yang sulung belajar di pondok yang sama....

Maka diamanahkan Irfan untuk menjaga adiknya.....

"Ya Rabb-ku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha-mendengar do'a."(QS. Ali 'Imran:38)

___________________________________________________________________
2011....

Alhamdulillah Mundzir pulang setelah 1an tahun di bumi Indonesia....Mundzir diusul pulang untuk menemani putri kami yang bongsu.....sewaktu ketiga-tiga buah hati di pondok.....putri terlalu sedih dan sunyi....dari awal menghantar mereka belajar di sana....kami rencana untuk mencari rumah dekat dengan pondok tapi tidak dipermudahkan.....maka buah hati pulang belajar Mahad di Malaysia bersama kami di Johor Bahru....dan Irfan menggambil cuti dari pondok untuk menggambil peperiksaan GCE 'O' Level di Singapore....

 mereka pulang kerna kami mahu meraih.....”Dengan mendidik Al-Qur’an kepada anak-anakmu”

Semoga Allah mengistiqomahkan kami diatas jalanNya....insya Allah. Aamiin...